Sabtu, 28 Januari 2012

mukjizat nyata

-Mukjizat Nyata-
Ketika tabir kehidupan mulai tak bersahabat, ribuan gejolak mulai mendera. Tangis, jeritan, keluh kesah, hinaan, cercaan, dan hujatan mulai terlontarkan. Siapa yang mendengar semua itu??semua cemoohan yang memekakan telinga, yang membuat hati panas, bahkan menjatuhkan bulir-bulir air mata. Hanya Dia yang masih setia, hanya Dia yang selalu mendengar semua hujatan-hujatan itu. Tuhan yang Maha Baik yang selalu mendengar keluh kesah kita. Tanpa kita sadari, apa yang telah kita lakukan selama ini telah membuat hati-Nya terluka, Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang memberi kita hidup. Tuhan yang selalu mendengar keluh kesah kita, Tuhan yang memberi kekayaan, tetapi Tuhan juga yang selalu kita salahkan, adilkah itu kawan?? Dia tidak bersalah, Dia sumber kebenaran, tetapi apa yang telah kita perbuat untuknya. Sudahkah engkau mengucap syukur pada-Nya? Satu hari tanpa kebaikan dan kemurahan hatinya, kita manusia ciptaan-Nya tak akan bisa menikmati indahnya dunia ini, satu hembusan nafas yang Dia berikan sangat berarti untuk sejuta kepentingan mu di dunia ini. Percayalah tiada yang tidak mungkin untuk-Nya, Karena Dia telah mengorbankan anak tercinta-Nya untuk keselamatan dan kebahagiaan kita. Tiada yang mustahil bagi-Nya, karena kasih-Nya yang sempurna, yang mengangkat beban kita dan membuat kita bahagia. Dia mengerti, Dia peduli, persoalan yang sedang terjadi, Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang kita alami, satu yang Dia minta agar kita percaya, sampai mukjizat menjadi nyata.

Pelani di senja hari

Pelangi jiwa di senja hari

Walau setitik kebahagiaan yang kau beri, tapi mampu membuat ku tertawa lepas, ku mampu memberikan senyum termanisku untuk dunia, walau hanya sesaat tetapi aku bahagia, semua duka yang membuat hatiku hancur berkeping-keping, kini hanya tinggal sesercah senyum kebahagiaan. Pelangi jiwa yang telah kembali, yang telah menciptakan warna dalam hari-hariku, begitu menawan hingga membuatku tak mampu menitikan bulir-bulir kepedihan. Mungkinkah pelangi itu turun lagi di saat kesedihan telah berakhir atau pelangi jiwa itu tetap tinggal di sini, bersama bulir-bulir kebahagiaan yang tertinggal. Aku tak perduli dia datang di senja hari, karena aku tak pernah menanti pelangi di pagi hari, karena yang ku tahu di senja hari dia datang tak kala aku mau terlelap bersama mimpi-mimpi indah yang selalu menemani tidurku. Pelangi jiwa di senja hari yang akan selalu tinggal di hatiku. Kan selalu terkunci rapat dalam kalbuku,………..^0^